Gerakan Memakmurkan Masjid
Sabtu, 12 Oktober 2013
1
komentar
Perkembangan
peradaban Islam tidak terlepas dari eksistensi keberadaan dan peranan masjid. Sejak
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam
mendakwahkan Islam, masjid sudah memainkan perannya dalam rangka penyusunan
strategi dakwah dan penyebaran nilai-nilai Islam ke seluruh penjuru dunia. Bangunan
masjid beserta pirantinya kala itu, menjadi landasan pacu dan pusat
pengendalian dakwah, pengembangan ekonomi umat, serta wadah transformasi
pendidikan. Hal ini tentu berbeda dengan paradigma masyarakat pada umumnya saat
ini yang menganggap masjid sebagai tempat shalat semata.
Masjid
merupakan institusi pertama dan utama yang dibangun langsung oleh Rasulullah.
Saat hijrah ke kota Madinah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassalam membangun masjid pertama dalam agama Islam yang
diberi nama Masjid Quba’. Selanjutnya, beliau juga membangun masjid lain di
tengah kota Madinah, yakni Masjid Nabawi, yang kemudian menjadi pusat aktivitas
Rasulullah dalam mengendalikan seluruh masalah umat Islam pada waktu itu.
Dengan kata lain, peranan masjid tidak sebatas sebagai tempat sujud, meskipun
kata masjid sebenarnya berasal dari kata sajada
yang artinya tempat sujud.
Bahkan,
menurut Quraish Shihab, tidak kurang dari sepuluh peran Masjid Nabawi pada masa
Rasulullah dulu, yaitu: tempat ibadah (shalat dan dzikir), tempat konsultasi
dan komunikasi (masalah ekonomi, sosial dan budaya), tempat pendidikan, tempat
santunan sosial, tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya, tempat
pengobatan para korban perang, tempat perdamaian dan pengadilan sengketa, aula
dan tempat menerima tamu, tempat menawan tahanan, serta pusat penerangan atau
pembelaan agama.
Demikian
strategis keberadaan masjid sejak awal-awal perjuangan dakwah Islam hingga
kejayaan peradaban Islam. Keberadaan masjid sebagai basecamp umat Islam merupakan benteng pertahanan dari serangan musuh.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setan itu adalah serigala
terhadap manusia. Sama halnya dengan serigala menerkam kambing, yang
diterkamnya ialah kambing-kambing yang menjauh dan terpisah-pisah. Oleh sebab
itu sekali-kali janganlah kamu menempuh jalan sendiri dan hendaklah kamu
berjamaah dan berkumpul dengan orang banyak di masjid. (Riwayat Ahmad).
Selain
itu, pentingnya berjamaah dan berkumpul di masjid mampu mendatangkan banyak kebaikan
baik secara individu maupun kehidupan sosial umat. Dalam sebuah hadits,
dijelaskan bahwa Rasulullah bersabda, ”
…dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), untuk
membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya di antara mereka melainkan
akan turun ketentraman kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, para
malaikat menaungi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para
malaikat di sisi-Nya… ” (Riwayat Muslim).
Dan,
Islam telah memotivasi umat Muslim agar senantiasa memakmurkan masjid di
manapun ia berada. Memakmurkan masjid tidak hanya sebatas sering mengunjungi
dan shalat di masjid saja. Membangun dan merawat masjid, mengadakan
taklim-taklim di masjid, menghimpun zakat di masjid, menyelenggarakan
pendidikan di masjid, serta kegiatan lainnya baik formal maupun informal yang
berkaitan dengan pelayanan kepentingan umat merupakan bentuk nyata dari upaya
memakmurkan masjid.
Keutamaan Memakmurkan Masjid
Saat
ini, khususnya di Indonesia, umat Islam patut bersyukur karena telah begitu
banyak bangunan masjid yang tersebar hampir di seluruh pelosok negeri. Sayangnya,
banyaknya bangunan masjid dan gelar sebagai negara Islam terbesar di dunia,
belum mampu membawa bangsa ini pada kehidupan umat yang berperadaban mulia.
Kriminalitas, pelecehan wanita, penindasan, kecurangan, korupsi dan seabrek
dekadensi moralitas tampak kasat mata di negeri ini. Mungkin saja ini
dikarenakan mayoritas masjid-masjid di Indonesia masih belum makmur.
Sudah
jelas seruan Allah melalui Rasulullah untuk memakmurkan masjid, karena dengan
sendirinya masjid yang makmur akan memberi dampak positif bagi penduduk di sekitarnya. Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman, yang artinya: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah
ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain
kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah[9]: 18).
Rasulullah
pun memberi perhatian khusus kepada umat Muslim yang sudi memakmurkan masjid. Dimana
orang-orang yang senantiasa pergi ke masjid dan melakukan amalan shaleh di
dalamnya akan senatiasa terjaga hidupnya dari kehancuran. Sebagaimana
Rasulullah bersabda, “Tidakkah
kamu mau aku tunjukkan apa yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan
mengangkat derajat? Menyempurnakan wudhu dalam keadaan yang berat, memperbanyak
langkah ke masjid dan menanti shalat setelah shalat. Itulah penjagaan
sesungguhnya, itulah penjagaan sesungguhnya.” (Riwayat Muslim).
Satu
hal lagi yang perlu diketahui bahwa masjid adalah tempat yang sangat dimuliakan
Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.
Barang siapa yang selalu mencintai dan memuliakan masjid, sudah barang tentu
kehidupannya pun akan mulia dan bermartabat. Karena Allah juga sangat mencintai
masjid-masjid-Nya, wajar apabila umat Muslim yang telah menautkan hati dan
raganya dengan masjid akan merasakan agungnya cinta Allah tersebut. Hadits
Rasulullah telah menjelaskan bahwa tempat
yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci Allah
adalah pasar. (Riwayat Muslim).
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian singkat tersebut, kita seharusnya menghibahkan diri untuk mengurus dan
memakmurkan masjid, khususnya yang ada disekitar kita. Sebagai langkah awalnya,
kegiatan-kegiatan yang bernuansa Tarbiyah
Islamiyah seminimal mungkin harus ditumbuh-kembangkan
di setiap masjid yang sudah berdiri megah di atas bumi Allah ini. Harapannya,
dari masjid-masjid itulah akan lahir kader-kader ‘emas’ yang mampu memberi
solusi atas berbagai problematika umat Islam di era modern ini.
Pada
akhirnya, baik kita maupun generasi mendatang harus mampu menjadi hamba-hamba
Allah yang mengikat hatinya dengan masjid. Sungguh beruntung umat Muslim yang
senantiasa terpaut hatinya dengan masjid-masjid Allah. Terkait hal ini, Rasulullah
juga telah menegaskan dalam haditsnya bahwa ada
tujuh golongan manusia yang akan Allah naungi mereka pada hari tiada naungan, salah
satunya yaitu seseorang yang terikat (hatinya) dengan masjid ketika ia keluar
hingga ia kembali ke masjid. (Riwayat
Bukhari dan Muslim). By: Zainal Arifin
Terima kasih, anda telah mengunjungi:
Sekali lagi, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk bersilaturrahmi dengan kami.
Postingan kami dengan judul: Gerakan Memakmurkan Masjid
Semoga postingan ini bermanfaat bagi pengunjung sekalian. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi web / blog ini, harap menyertakan link dofollow ke:https://stkiphidayatullah.blogspot.com/2013/10/gerakan-memakmurkan-masjid.htmlSekali lagi, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk bersilaturrahmi dengan kami.
1 komentar:
Tersedia aplikasi Android gratis di Google Play Store. Anda bisa share lokasi/kegiatan Masjid. Anda dapat mencari masjid maupun kegiatan terdekat dan juga memberikan penilai terhadap lokasi masjid, kelengkapan shalat dan kebersihannya. https://play.google.com/store/apps/details?id=com.plugie.masjid.
Posting Komentar